Senin, 13 Juli 2015

  Putra AKURA Dharmasraya Berdiri di Puncak Tertinggi Jawa Gunung Semeru

Bagi para pendaki gunung mungkin pernah berfikir bahwa “mendaki menuju puncak merupakan juara dan sebuah tujuan akhir, tapi tidak bagi kami”. Super bangganya, ketika kaki ini mampu berdiri di puncak tertinggi, seketika itupun ingin diri ini segera mengabadikannya, dan lupa kebesaran sang pencipta, mendekatkan diri kepadaNya.

Satu rombongan dari suatu kota kecil yang dibesarkan namanya dengan julukan "KAMPOENG INGGRIS" yaitu terletak di Pare, Kediri Jawa Timur. Kami semua merupakan anak - anak khursusan di kampoeng inggris yang berasal dari penjuru bumi indonesia yang telah menyelesaikan semua perlengkapan yang akan di bawa menuju puncak tertinggi di Pulau Jawa.
Saya FARID LUTHFI, Amd.TE,, ANTON WIRANATA,, dan "Anak Ketek Baladiang" itu julukan buat adinda saya SYAQIF yang masih berumur 16tahun. 

  RANO PANE

 

Suhu dingin dan angin gunung yang menyapa dan membelai pipi kami dengan lembut di kawasan Rano Pane tepatnya di pos 1 atau titik awal pendakian Gunung Semeru.

POS PERIJINAN

 

Setelah kami mendaftarkan nama kelompok ke posko dan pelepasan perjalan menuju samudera di awan.
1...2...3... And Go...!!!!
Perjalanan pun kami mulai dengan berdo'a bersama dan meminta naungan ke-pada sang pecipta alam beserta penjaga alam gaib Gunung Semeru.
Kira-kira 2-3 Jam perjalanan kami sampai di pos pemberhentian pertama,, beristirahat kisaran sebatang rokok :) maklum, di gunung kan dingin :D
Dari pos 1 ke pos 2 membunih waktu kira-kira 1,5jam dan dari pos 2 ke pos 3 juga kisaran 2jam.
Di pos 3 kami merasa harus mengumpulkan tenaga untuk menuju pos 4 karena medan jalannya agak lebih ekstrim. Tapi setelah menanjak kita akan di bayar oleh pemandangan dan yang pasti kita tidak akan dikenakan bayaran untuk menikmati pemandangan indah tersebut.

RANO KUMBOLO

Setelah menempuh perjalanan sekitar 6-7jam kami pun di sambut oleh sebuah danau di alam bebas yang konon katanya air danau ini sangat di sucikan oleh beberapa suku di indonesia.
Dan juga untuk para pendaki semeru ini lah satu-satu nya sumber air pertama di jalur pendakian semeru. 
Sampai di rano kumbolo jarum jam berada du angka 4 udah jelas itu sore hari :D
Kami pun memutuskan untuk mendirikan tenda dan ngecamp di tepian danau  rano kumbolo.Suasana sudah gelap tidak lama rasanya kami menikmati sore, itu mungkin karena asyik menikmati sore di gunung atau apalah :$
Sekarang giliran kami menikmati malam sambil bergurau bersama di rano kumbolo ditemani bintang dan bulan, sampai semua berjalan menuju alam mimpi masing-masing :P

TANJAKAN CINTA

Sebut saja danau cantik Ranu Kumbolo, padang lavender Oro-oro Ombo, sampai puncak para Dewa yakni Mahameru. Tapi ada 1 tempat di Gunung Semeru yang tak lepas dari mitos, yakni Tanjakan Cinta.
Tanjakan Cinta merupakan jalan setapak menuju bukit, dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Letaknya tepat setelah Ranu Kumbolo menuju Oro-oro Ombo. Saat melewati Tanjakan Cinta, para pendaki dihimbau untuk tidak menoleh ke belakang. Kalau menoleh, konon Anda akan putus cinta!
Legenda bermain di sini. Konon, ada dua sejoli yang sudah bertunangan mendaki Gunung Semeru. Saat lewat tanjakan ini, sang pria jalan lebih dulu dan tiba di atas bukit tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Namun sang perempuan keletihan, jatuh terguling, kemudian meninggal dunia.
Itulah kenapa, mitos yang beredar, pendaki yang memikirkan pasangannya dan berhasil melewati Tanjakan Cinta tanpa menoleh ke belakang, akan berjodoh dan cintanya akan abadi. Sebaliknya, kalau di tengah jalan ia menoleh ke belakang, hubungan percintaan konon akan putus.
Percaya tidak percaya, namun banyak pendaki yang mencoba jurus ini untuk menguji ketahanan diri sendiri. Tanjakan Cinta memang cukup melelahkan, dan tampaknya sulit untuk tidak menoleh ke belakang karena Ranu Kumbolo terbentang cantik di sana.
Di sini saya dan teman saya Anton Wiranata mencoba untuk membuktikan mitos tanjakan cinta,, hehehehe :D sampai-sampai kita menyebut nama seseorang dan berteriak dengan keras supaya tidak jomlo lagi,, hahahaha =D

Namun begitu melewati Tanjakan Cinta dan tiba di atas bukit, rasa penasaran dijamin terbayar sudah. Ranu Kumbolo terbentang indah, tampak sangat cantik dari ketinggian. Pepohonan hijau yang mengelilinginya sangat menyejukkan mata.
Istirahatkan kaki Anda, dan berbaliklah ke arah berlawanan. Panorama Oro-oro Ombo langsung menyergap sudut mata. Padang ini dikelilingi perbukitan, pohon pinus tertanam di banyak tempat. Bagi pendaki yang sepanjang Tanjakan Cinta menahan diri untuk tak melihat ke belakang, panorama ini adalah 'hadiah' yang luar biasa! 

Persembahan Untuk Orang Tua Saya

 

Terima kasih orang tua saya, kalian telah memberi banyak pengalaman dalam hidup. Karena separu umurku telah aku habiskan di tanah rantau dan sekarang telah menginjakkan kaki di tanah tertinggi Pulau Jawa.

Yang penting saya paham dan mengerti akan makna "RUMAH" to "PULANG" bagi saya puncak bukanlah garis finish tapi garis finish sebenarnya selamat sampai kembali ke hadapan Ayah dan Ibu.

“MENDAKI GUNUNG SEJATINYA ADALAH BAGAIMANA CARA KITA MENGAGUMI BENTUK SEBENARNYA BUMI DAN MENIKMATI INDAHNYA TABURAN BINTANG-BINTANG DAN BAYANGAN POHON DIMALAM HARI KARENA ALAM MEMANG TAK AKAN PERNAH BISA KITA TAKLUKAN”.

 

By. Suta Varid Gunespa, AMTE



Tidak ada komentar:

Posting Komentar